Arsip Blog

HEBOH! FENOMENA ALAM, HUJAN DARAH DAN IKAN

Fenomena Alam, Hujan Darah di India dan Hujan Ikan di Jepang.

Heboh!!! Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan beberapa gambar atau bahkan video yang sengaja di upload di dunia maya, seperti You Tube. Mengenai fenomena alam, begitu Misterius…, mencengangkan…, menakutkan…, menimbulkan rasa penasaran, antara percaya dan tidak percaya.

Dunia diguncang dengan berita mengenai hujan air berwarna merah yang lalu diyakini oleh masyarakat adalah hujan darah. Tepatnya pada tahun 2001 disebuah kota bernama Kralla di Negara India yang mayoritas beragama Hindu telah benar-benar meyakini bahwa hujan yang mengguyur kota Kralla adalah hujan darah.

Terlebih lagi saat ilmuwan dari universitas Mahatma Gandhi melakukan penelitian dari sample air hujan yang berwarna merah tersebut, didalamnya telah ditemukan partikel dan sel sel DNA mahluk hidup yang menyerupai sel darah manusia. Hanya saja diberitakan bahwa sel sel DNA tersebut bukan berasal dari mahluk hidup yang ada di dunia, lalu?! benarkah air berwarna merah yang bercampur dengan air hujan di India berasal dari darah mahluk luar angkasa? E.T? Alien? atau sejenisnya ? ( Ughh….diluar akal sehat manusia untuk mempercayainya )

Entahlah, yang jelas disaat perdebatan para pakar ilmuwan dan para ulama memperbincangkan hujan darah di India, tiba-tiba dunia kembali dikejutkan dengan fenomena hujan yang mengguyur di Australia dan Jepang. Hujan air yang mengikut sertakan mahluk hidup seperti ikan yang berjatuhan di bumi Australia dan mahluk hidup perpaduan ikan dan katak yang menghebohkan kota Taiwa dan Nakarato di Jepang, adalah Fenomena alam yang sama sekali sulit di terjemahkan secara ilmu tekhnologi. ( Bukankah tekhnologi berpusat di Jepang? )

Tidak sedikit ilmuwan yang berbondong-bondong melakukan penelitian dan menghasilkan analisa seperti terjadinya hujan yang diawali dari penguapan udara permukaan air laut, kemudian menjadi awan dan membentuk anak-anak air lalu air tersebut berjatuhan ke bumi dan untuk selanjutnya kita terbiasa menyebutnya sebagai hujan.

Sehingga para ilmuwan pun memiliki beranega ragam hasil dan teori-teori temuan mereka tentang hujan ikan dan katak. Mungkin pada saat terjadinya badai tornado, badai yang kita ketahui membentuk gulungan angin dengan kekuatan maha dahsyat ini telah membawa beberapa ikan dan katak dari permukaan laut keangkasa, sehingga pada saat curah hujan datang ikan atau katak tersebut pun membaur jadi satu dengan air hujan.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, selama diangkasa bagaimana ikan dan katak bisa bertahan hidup? Jangan-jangan legenda pangeran katak benar adanya, dan mereka terselamatkan oleh Pangerannya hingga turun hujan. Hehehehe…., Nah kalau memang seperti itu bukankah mahluk yang hidup dilautan tidak cuma ikan dan katak? ( Tapi mengapa hanya dua mahluk hidup itu saja yang meramaikan hujan di Australia dan Jepang ).

Sekali lagi dunia pun belum mampu menjawabnya dengan pasti mengenai fenomena hujan darah, ikan dan katak. Kita kembali dibuat tagjub dengan fenomena air terjun darah di benua Antartika kutub selatan. ( kalau di Indonesia heboh air terjun pengantin yang banyak adegan syuurrr nya ya…? Hiks )

Benua Antartika di Kutub Selatan adalah benua es beku yang biasa disebut gunung salju, negeri berselimut salju nan dingin baru baru ini meleleh karena panas bumi yang sangat meningkat, hingga terbentuklah bongkahan-bongkahan yang pada sela-sela bongkahan tersebut mengalir air berwarna merah pekat, merah darah!

Fenomena air terjun darah ini pun tidak luput dari penelitian yang katanya warna merah menyerupai darah ini memang benar-benar darah, darah yang dihasilkan dari jutaan mikro bakteri kuno yang selama puluhan tahun telah bertahan hidup, bersembunyi dibalik balok balok es tersebut, karena umurnya yang sudah sangat tua mengakibatkan mikro bakteri kuno tersebut mati dan mengeluarkan darah, begitu katanya….

Air terjun yang terbentuk dari sela sela bongkahan gunung es sangat indah terlihat dari kejauhan, perbaduan warna putih dan merah yang kabarnya sampai saat ini masih terus mengalir, lalu sebanyak apa mikro bakteri tersebut sehingga dapat menghasilkan aliran darah yang tiada henti? Luar biasa………( Mengingatkan kita tentang laut merah yang terbelah dari pedang Nabi Musa yang tertulis di kitab suci Al-Quran )

Ya, boleh saja para pakar Ilmuwan terpandai sekalipun didunia ini berspekulasi tentang fenomena alam yang terjadi dimuka bumi yang sangat mengagetkan akhir akhir ini, sah sah saja mereka berlomba menyampaikan analisa demi mengobati rasa penasaran manusia. Namun bukankah kita semua mahluk hidup dari tumbuhan, binatang dan manusia yang dibekali akal pikiran yang paling mulia adalah ciptaan Tuhan? Jadi percaya atau tidak percaya tentang adanya fenomena alam yang makin banyak ditunjukan oleh Nya sudah sepatutnya kita percayai sebagai kekuatan dan kekuasaan Tuhan pemilik semesta alam.

Tanpa campur tangan Nya segalanya tidak mungkin terjadi, bahkan mungkin atau tidak mungkin, benar atau tidak benarnya berita mengenai fenomena-fenomena alam tersebut akan menjadi mungkin dan akan menjadi benar hanya karena kekuasan Tuhan, Maha dari segala Maha. Daun yang jatuh dari tangkainya dan ranting-ranting kering yang patah pun tidak mungkin terjadi tanpa kuasa Tuhan.

Bahkan fenomena alam yang telah ditunjukan Tuhan hanya debu terhalus dan ion ion terkecil dari kuasa Tuhan, dari kebesaran Nya. Sehingga sudah sepantasnya kita senantiasa memuji keagungan Nya… tidak lepas dari rasa syukur atas kehidupan dan nafas yang selalu diberikan Nya dan kembalikanlah segalanya hanya kepada Tuhan, Zat pemilik hidup dan kematian.

Fenomena alam tentang hujan, mengingatkan kita pula untuk selalu “Sedia payung sebelum Hujan”, dalam mengarungi kehidupan dialam fana untuk kembali kealam berikutnya.




How am I?

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Sebut saja saya ini si “Bimbi” gadis desa yang hijrah ke ibukota dengan bermacam mimpi-mimpinya. Dikampung tempo dulu (sepertinya sih masih sampai sekarang) tiap perayaan hari kemerdekaan RI pastilah pada puncak acara akan digelar panggung gembira. Disinilah awal dimulainya Bimbi kecil mengekspresikan bakat seninya, entah hanya sekedar baca puisi, menari bahkan berparodi. Ide-ide kreatifnya mulai terlihat dan mendapat sambutan yang cukup meriah, entah dari mana darah seni yang cukup kental mengalir dalam jiwanya, mungkin karena kondisi dan keadaan yang membentuknya berjiwa seni secara otodidak, Rindol bukanlah siapa-siapa, hobby menulislah yang mencuatkan ide untuk membuat sebuah blog, berharap dapat menjadi tempat menuangkan segala inspirasi yang ada dalam jiwa.

Madah karyaku

TEMBANG CINTA

(Nominasi II Lomba Puisi,penggagas sang legendaris Iwan Fals)

Senandung Cinta,

Tentang lilin yang menerangi sekitar dengan cara menghancurkan dirinya sendiri

Adalah Pengorbanan tiada batas untuk orang-orang yang tertindas

Tentang butiran peluh yang menetes dan menganak sungai

Adalah perjuangan tiada getas untuk orang-orang yang terlindas

Nyanyian Cinta,

Tentang Gelombang pasang yang menerpa kokohnya batu karang ditengah lautan

Adalah kesetiaan yang takkan terkikis oleh perubahan jaman

Tentang sinar matahari pagi yang menghangatkan diufuk timur

Adalah keagungan yang takkan pernah luntur

Senandungkan cinta untuk mereka yang nyanyikan cinta dengan doa

syair kerinduan pada mayapada yang adil sentosa

Syair asa dan rasa yang menggelora menghimpit dada

Atau bahkan syair syair asmaraganda

Cinta… oh…Cinta

Bukan hanya kata kata

Bukan juga cerita tanpa nada

Bukan pula rekayasa

Cinta yang indah penuh warna

adalah cinta yang bermanfaat bagi sesama

Bunga Kecilku

Bunga Kecilku
Jumat,09/10/09..tepat 00;00 Wib, kumulai mencatat tulisan ini, kalau saja syariat memperbolehkan,akan kugunakan airmataku ini untuk berwudu*. duhai peri kecilku..betapa aku sangat menyanyangimu, sembilan bulan sepuluh hari dalam rahimku,temaniku dalam tiap waktuku...jadikan aku wanita seutuhnya karena mampu melahirkanmu...Malam ini, Ibu begitu pilu mendengar isak tangismu, luruh sudah air mataku, hancur lebur jadi abu, luluh lantah sedu sedan itu, dalam desah isak tangismu memanggil namaku,Ibu.....kemarilah Nak, biar kubasuh air matamu, biar kurengkuh tubuh mungilmu, berjanjilah pada bapakmu tidak akan lagi ingkari janji..kaulah bara dalam dadaku yg selalu mampu menyulut api semangat dalam arungi gelombang pasang lautan kehidupan.....janganlah menangis, ini waktumu bergembira, lalui masa kecilmu dengan ceria, aku akan selalu ada untukmu...(*) kutipan dari sebuah dialog PPT

Senin, 21 Juni 2010

Semalam Bersama Tiara

“PACKING” (Semalam bersama Tiara)
Sepertinya malam ini gue bakalan menghabiskan malam minggu hanya di dalam ruangan ukuran 6x6, ruangan yang gue rasa cukup nyaman dengan stelan AC yang tidak terlalu dingin tapi sejuk, Interior minimalis yang manis, “sedikit menyerupai ruang kerja sih, karena disudut ruangan ini seharusnya meja rias, tapi yang terlihat justru seperangkat meja kerja dilengkapi komputer dan rak buku yang didesign seperti kitchen set tepat diatas mejanya”. tepatnya sebuah ruang tidur milik Mutiara sahabat gue.
Packing! “Yups.., “gue sengaja kesini atas undangan Tiara untuk membantunya melakukan packing yang sepertinya bakalan dikerjakan semalam suntuk, sekalian bernostalgialah mumpung suaminya tengah dinas keluar kota. “gila kali ya? ”sebanyak apa sih baju-baju, aksesoris dan perlengkapan wanita lainnya yang Tiara punya? “sampai harus semalaman Cuma buat Packing”.
“hmm…, “sebenarnya bukan masalah berapa jumlah yang mau di packing, “tapi ritual packingnya ini yang memakan banyak waktu”. Bayangkan saja setumpuk jeans belel berbagai lebel dari yang biasa sampai merk-merk terkenal memiliki nilai sejarah dan kenangan yang tidak terlupakan, setidaknya begitulah menurut cerita yang gue dengar dari Tiara, seorang ibu dengan satu putri.
Heran gue, celana jeans dari jaman jabot masih ada, dari kita sama-sama siaran diradio kampus sampai jamannya Mapala tempo dulu, yang dibagian lututnya sengaja disobek mengikuti gaya lady roker Nicky Astria dan Mel Sandy, “gue inget banget, itu baju yang paling Tiara suka pakai tiap kali kami berkesempatan mendaki gunung atau sekedar camping dengan gitar bututnya”. Sampai model-model jeans berbordir keluaran otlet-otlet di Bandung hingga jeans berkaret dibagian pinggangnya yang khusus ia kenakan saat hamil, semuanya memiliki sejarah dan cerita unik. Asli, gue Cuma bisa geleng-geleng kepala.
Gue bisa mengerti sekali apa yang tengah berkecamuk didalam dada sahabat gue ini, apalagi saat kami mulai memasukan satu demi satu jeans-jeans yang menjadi andalan dress codenya selama ini. Lain jeans lain T-Shirt atau bahkan blouse-blouse feminimnya, jas dan blazer lengan pendek kostumnya ngantor, juga celana-celana pendek dan kaos oblong yang kalau dipakai, Tora Sudiro bilang sih, “adem bener….,dalam sebuah iklan yang dibintanginya”, semua mulai tertata rapi di kardus besar bekas tempat tivi 29 inci.
Belum lagi gaun terusan yang biasa Tiara kenakan pada saat menghadiri undangan pernikahan dan sejenisnya, ada yang memperlihatkan belahan dada, belahan samping yang akan sedikit memamerkan pahanya yang rata-rata saat dikenakan sangat pres body alias sangat memperlihatkan lekukan postur tubuh Tiara yang dulu selalu dielu-elukan cowok-cowok kampus seperti biola. Jujur, “gue sempet cemburu sewaktu kuliah dulu. Selulusnya kami dari Sekolah Tekhnik Menengah kami sama-sama meneruskan kuliah dikampus yang sama dan mengambil jurusan yang sama pula, tehnik elektro”. Dan satu angkatan cuma ada tiga mahasisiwi termasuk gue dan si Mutiara ini, selebihnya mahasiswa.
Ditahun Sembilan puluhan masih sedikit perempuan yang memilih sekolah atau kuliah di tekhnik, tidak seperti sekarang yang sudah lebih meluas emansipasi Kartininya. Jadi tidak heran kalau kedekatan kami sudah seperti saudara, teman sepermainan sejak kecil hingga duduk dibangku kuliah selalu bersama-sama. Kami terpisah saat Tiara memutuskan bekerja di kepulauan Riau sebagai Engineer, dan menyelesaikan Degree of Bachelor of Engineering (Mekanical & Production Engineering) di Nanyang Technological University Republic of Singapore.
Setelah hampir enam tahun tidak bertemu, Kami dipertemukan kembali di penghujung tahun 1999, Tiara resmi mengundurkan diri dari Perusahaan tempatnya bekerja karena tepat diawal tahun 2000 ia diterima bekerja di Perusahaan otomotif ternama di Jakarta. Gue sendiri sudah menikah waktu itu dan kebetulan sekali gue sudah menetap di Jakarta, sementara sahabat gue ini masih saja joblo sejati, ia baru melepas masa lajangnya diawal tahun 2001, itu pun karena jasa gue dan suami gue nyomblangin Tiara dan Yusuf, jadilah Mutiara Yusuf.
“Nah, Cemburu gue lebih pada komentar para Mahasiswa yang sering memuji, bahkan sempat menjadi ajang taruhan untuk mendapatkan cintanya Tiara. Gadis tomboy yang super cuek,jinak-jinak merpati, supel, cerewet,multi talenta dengan kulit sawo matangnya yang membuat Tiara terlihat manis dan menarik dimata para Mahasiswa pada jamannya. Apalagi meski tomboy, Tiara membiarkan rambutnya yang hitam tebal tetap panjang meski selalu diikat atau dimodel gelung konde kecil. Sementara, gue beberapa kali berganti pacar, Tiara tidak sekalipun memacari Mahasiswa-Mahasiswa yang sengaja mendekatinya, bahkan ketua senat sekaligus penangung jawab radio kampus yang gue lihat sangat macho dan jelas-jelas naksir berat, tidak juga mendapat tanggapan serius dari Tiara. *Mapala: Mahasiswa Pencinta Alam.Red
Untuk urusan cinta memang bukan bidang Tiara, sahabat gue terlahir dari keluarga yang keyakinan agamanya sangat kuat memegang prinsip, sehingga Tiara dan kedua kakaknya tidak pernah mengenal istilah berpacaran. Dengan pasangan mereka masing-masing sekarang ini, meraka tidak perlu berlama-lama, langsung menikah, “opsh! Gue jadi bengong, “ingatan gue kembali ke masa-masa muda dulu”.
“ugh…, “berkali-kali gue Cuma bisa menarik nafas panjang, “saat Tiara menceritakan satu per satu kenangan yang ada di tiap-tiap bajunya.
“masuk museum Na, guman Tiara lirih dengan mata berkaca-kaca, mesti ia coba menyembunyikannya”.
“iklas Ra, apa yang sudah menjadi keputusan lu, harus lu jalani dengan iklas, gue coba menimpalinya dengan sedikit mengurui”.
“Marina…, gue lebay kali ya? “tanya Tiara dengan senyum kecut, dan gue coba mencari jawaban dari wajahnya yang kuyu, selanjutnya gue jawab, “ Iya! “lu lebay Ra! “Segala pake acara potong rambut lagi, Sungut gue”.
Tiara keluar dari kamar menuju kamar Yasmine putri kecilnya, sekedar meyakinkan apakah ada nyamuk yang menggigit anak semata wayangnya atau bahkan sekedar ingin memastikan rewel atau tidak, gue mengarahkan pandangan ke sekeliling ruang kamar yang beraroma teraphy. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia banyak perubahan yang gue liat dari diri Tiara, dan pandangan gue tertuju pada beberapa pasang sepatu boot dibawah meja kerjanya, “hmmm….selera sepatunya masih sama aja, “batin gue sambil senyum-senyum sendiri”.
“Ra, itu sepokat mau lu packing juga? Tanya gue penuh selidik saat Tiara kembali memasuki kamarnya, dan ia hanya mengiyakan dengan anggukan kepala. *Sepokat: Sepatu dalam bahasa gaul.Red
“Asli Ra! Cara lu ini berlebihan, “dan gue rasa mas Yusuf ngga gini-gini amat kali Ra! “gue ngga ngerti ya, apa yang ada dalam pikiran lu Ra, lanjut gue sedikit sewot melihat tingkah Tiara yang seakan-akan dia mau mengubah dirinya menjadi orang lain dengan mengubah semua gaya dan penampilannya, demi tuntutan Yusuf Ilham laki-laki yang menikahinya sepuluh tahun lalu. *Lebay: berlebihan dalam bahasa gaul.Red
Sementara jam dinding dikamar Tiara sudah menunjukan pukul dua dini hari, kardus besar inipun sudah hampir penuh dan kami masih asik beragrumentasi tentang keputusan Tiara untuk mengenakan jilbab. lalu biasalah akhirnya kami saling curhat mengenai pasangan kami masing-masing, kecelakaan yang dialami mas Yusuf suami Tiara pada tahun 2003, yang hampir merenggut nyawa dan berakibat rusak total pada Toyota kijang LGX keluaran tahun yang sama, kemudian disusul terbakarnya pabrik meubel tempat usaha suaminya itu ternyata telah mampu merubah mas Yusuf menjadi seperti sekarang, mas Yusuf yang lebih banyak mengabiskan waktunya dengan kelompok pengajiannya, selain bekerja hampir seluruh waktunya ia gunakan untuk beribadah sebagai bentuk kecintaanya yang begitu mendalam pada Allah SWT dan Rosulnya.
Setelah sebelumnya hampir satu setengah tahun pasca kecelakaan, Tiara dengan setia merawat suaminya yang tergeletak ditempat tidur, sementara Mayasmine Yusuf waktu itu baru berusia Sembilan bulan, ia pun menjadi tulang punggung bagi suami dan anaknya. Masa-masa sulit yang sudah terlewati tapi tak luput membuat gue terharu hingga menitikan air mata mendengar cerita Tiara.
“Tegar banget lu Ra! “gue sendiri belum tentu bisa seperti elu, gue coba bersimpati dan memeluk tubuh Tiara yang kini terlihat jauh lebih subur”.
“Tidak semudah kita membalikan tangan kali Na, jawab Tiara memulai ceritanya lagi. “banyak cobaan, godaan dan hambatan selama mas Yusuf sakit, dan gue lulus ya Na, timpalnya lagi”.
“Iya, gue inget ko Ra, dan gue tau banget apa yang lu rasain waktu itu, jawab gue sambil menutup kardus yang sudah penuh dan merekatkan lakban untuk menutupnya lebih rapat lagi.
Gue yakin masih ada yang Tiara sembunyikan dari gue, tidak sepenuhnya ia ceritakan apalagi hal-hal yang sangat pribadi, tapi gue coba mengerti kalau setiap manusia memiliki rahasia masing-masing yang tidak ingin dibagikan, sekalipun pada seorang sahabat.
“Ra, gue setuju dengan keputusan lu ini, “tapi gue berharap lu harus ikhlas ngejalaninnya, ini ibadah Ra. “ngga ada yang sia-sia, ngga ada yang sulit kalau kita iklas dan hanya kepada NYA kita niatkan”. Bukan berarti lu jadi menutup diri juga kali Ra, “gue pikir sih lu ngga perlu sampai harus mengganti semua baju-baju lu Ra, “lu juga masih bisa pake sepokat boot lu itu, lu masih boleh pake baju-baju lu itu, tinggal dipadu padankan dengan manset dan kerudungnya”. Panjang lebar gue coba memberi penjelasan pada Mutiara.
“Gue pikir permintaan mas Yusuf ngga berlebihan Ra! “kita ini udah ngga muda lagi dan dunia ini juga udah akhir zaman Ra, tanda-tanda kiamat udah banyak kan? Dari penemuan kapal Nabi Nuh di Mesir, masjidil Aqso’ yang mulai dikuasai Yahudi dan masih banyak lagi yang tertulis di kitab suci mulai bermunculan. jadi kita emang harus mulai mempersiapkan segala sesuatunya, apalagi makin hari anak-anak kita makin gede, siapa lagi kalau bukan kita yang jadi contoh buat anak-anak kita nantinya Ra? ”sorry Ra, kalau gue jadi banyak ngomong, gue Cuma ngga mau liat lu jadi berubah karena berjilbab, tetep jadi diri sendiri Ra, gue masih aja nyerocos sementara Tiara sudah mulai membenamkan kepalanya disela-sela bantal.
“Jilbab tidak membatasi ruang gerak kita, justru kita akan dimuliakan dengan pakaian muslimah yang kita kenakan, apalagi sekarang banyak model jilbab, kerudung bahkan gamis yang modis dan modern. Jadi gue pikir, ngga usahlah kita packing begini. Masih banyak yang bisa kita pakai, jadi kita bisa lebih bijaksana membelanjakan uang, aturan islam tidak meyulitkan, tinggal bagaimana kita menerapkan dengan baik itu saja. “Gimana Ra? “pertanyaan gue kali ini sedikit curiga, jangan-jangan Tiara ketiduran nih, serasa gue dongengin, ternyata salah kecurigaan gue. Tiara masih menimpali pertanyaan gue.
“Nah, lu sendiri kapan Na? “suara Tiara kedengaran parau karena kantuknya”.
“Marina…Marina….,”lu emang banyak omong ya? “lu sendiri kapan? “lanjut Tiara menggoda”.
“Iya ya, gue kapan? “batin gue sambil menghembuskan nafas panjang, sementara Tiara sudah mulai tertidur pulas.
Sepertinya malam ini gue bener-bener bakalan menghabiskan malam minggu hanya di dalam ruangan ukuran 6x6, merenung. Gue mulai berpikir untuk memulai packing tapi bukan pakaian seperti yang Tiara lakukan, lebih kepada packing niat dan kesiapan, “toh, memang kewajiban semua muslimah untuk menutup auratnya. “Mutiara Yusuf, “kau sahabat sekaligus inspirasi gue malam ini”.
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk kembali, sehingga mereka tidak diganggu dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (Surat Al-Ahzab ayat 59)

Cari Blog Ini

BULAN

Rembulan temaram
Semburatkan jingga ditengah lautan
Debur ombak bersautan
Menambah sunyi yg kian mencekam

Jika aku bulan
Yang nampak dikejauhan
Bagai lukisan
Sosok ibu dan anak dalam susuan

Kubiarkan kerlip bintang kejora
Pancarkan sinarnya
Tebarkan pesonanya
Dan,aku tetaplah bulan dengan kelembutan putihnya

Namun,tak kan kubiarkan
Awan hitam selimuti terangku
Agar dapat kuterangi lautan beserta isi didalamnya
Bersama langit malam yang damaikan alam

Meski dalam kebisuan...
Kesunyian...
Kedinginan...
Hingga pagi dan siang kujelang
Hadirnya matahari yang menghangatkan
Walau sesaat...
Terhambat...
Terlambat...
Bahkan menyengat...
Buatku kembali terlelap dalam senyap

Jika aku bulan temaram
Biarlah terang yang mereka rasakan
Dari tiap sinar yang kupancarkan

Tiga Generasi

Tiga Generasi
1. Masih Gadis,2.Punya anak,3.Mau menikah

Agnes monica

Pengikut