Arsip Blog

HEBOH! FENOMENA ALAM, HUJAN DARAH DAN IKAN

Fenomena Alam, Hujan Darah di India dan Hujan Ikan di Jepang.

Heboh!!! Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan beberapa gambar atau bahkan video yang sengaja di upload di dunia maya, seperti You Tube. Mengenai fenomena alam, begitu Misterius…, mencengangkan…, menakutkan…, menimbulkan rasa penasaran, antara percaya dan tidak percaya.

Dunia diguncang dengan berita mengenai hujan air berwarna merah yang lalu diyakini oleh masyarakat adalah hujan darah. Tepatnya pada tahun 2001 disebuah kota bernama Kralla di Negara India yang mayoritas beragama Hindu telah benar-benar meyakini bahwa hujan yang mengguyur kota Kralla adalah hujan darah.

Terlebih lagi saat ilmuwan dari universitas Mahatma Gandhi melakukan penelitian dari sample air hujan yang berwarna merah tersebut, didalamnya telah ditemukan partikel dan sel sel DNA mahluk hidup yang menyerupai sel darah manusia. Hanya saja diberitakan bahwa sel sel DNA tersebut bukan berasal dari mahluk hidup yang ada di dunia, lalu?! benarkah air berwarna merah yang bercampur dengan air hujan di India berasal dari darah mahluk luar angkasa? E.T? Alien? atau sejenisnya ? ( Ughh….diluar akal sehat manusia untuk mempercayainya )

Entahlah, yang jelas disaat perdebatan para pakar ilmuwan dan para ulama memperbincangkan hujan darah di India, tiba-tiba dunia kembali dikejutkan dengan fenomena hujan yang mengguyur di Australia dan Jepang. Hujan air yang mengikut sertakan mahluk hidup seperti ikan yang berjatuhan di bumi Australia dan mahluk hidup perpaduan ikan dan katak yang menghebohkan kota Taiwa dan Nakarato di Jepang, adalah Fenomena alam yang sama sekali sulit di terjemahkan secara ilmu tekhnologi. ( Bukankah tekhnologi berpusat di Jepang? )

Tidak sedikit ilmuwan yang berbondong-bondong melakukan penelitian dan menghasilkan analisa seperti terjadinya hujan yang diawali dari penguapan udara permukaan air laut, kemudian menjadi awan dan membentuk anak-anak air lalu air tersebut berjatuhan ke bumi dan untuk selanjutnya kita terbiasa menyebutnya sebagai hujan.

Sehingga para ilmuwan pun memiliki beranega ragam hasil dan teori-teori temuan mereka tentang hujan ikan dan katak. Mungkin pada saat terjadinya badai tornado, badai yang kita ketahui membentuk gulungan angin dengan kekuatan maha dahsyat ini telah membawa beberapa ikan dan katak dari permukaan laut keangkasa, sehingga pada saat curah hujan datang ikan atau katak tersebut pun membaur jadi satu dengan air hujan.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, selama diangkasa bagaimana ikan dan katak bisa bertahan hidup? Jangan-jangan legenda pangeran katak benar adanya, dan mereka terselamatkan oleh Pangerannya hingga turun hujan. Hehehehe…., Nah kalau memang seperti itu bukankah mahluk yang hidup dilautan tidak cuma ikan dan katak? ( Tapi mengapa hanya dua mahluk hidup itu saja yang meramaikan hujan di Australia dan Jepang ).

Sekali lagi dunia pun belum mampu menjawabnya dengan pasti mengenai fenomena hujan darah, ikan dan katak. Kita kembali dibuat tagjub dengan fenomena air terjun darah di benua Antartika kutub selatan. ( kalau di Indonesia heboh air terjun pengantin yang banyak adegan syuurrr nya ya…? Hiks )

Benua Antartika di Kutub Selatan adalah benua es beku yang biasa disebut gunung salju, negeri berselimut salju nan dingin baru baru ini meleleh karena panas bumi yang sangat meningkat, hingga terbentuklah bongkahan-bongkahan yang pada sela-sela bongkahan tersebut mengalir air berwarna merah pekat, merah darah!

Fenomena air terjun darah ini pun tidak luput dari penelitian yang katanya warna merah menyerupai darah ini memang benar-benar darah, darah yang dihasilkan dari jutaan mikro bakteri kuno yang selama puluhan tahun telah bertahan hidup, bersembunyi dibalik balok balok es tersebut, karena umurnya yang sudah sangat tua mengakibatkan mikro bakteri kuno tersebut mati dan mengeluarkan darah, begitu katanya….

Air terjun yang terbentuk dari sela sela bongkahan gunung es sangat indah terlihat dari kejauhan, perbaduan warna putih dan merah yang kabarnya sampai saat ini masih terus mengalir, lalu sebanyak apa mikro bakteri tersebut sehingga dapat menghasilkan aliran darah yang tiada henti? Luar biasa………( Mengingatkan kita tentang laut merah yang terbelah dari pedang Nabi Musa yang tertulis di kitab suci Al-Quran )

Ya, boleh saja para pakar Ilmuwan terpandai sekalipun didunia ini berspekulasi tentang fenomena alam yang terjadi dimuka bumi yang sangat mengagetkan akhir akhir ini, sah sah saja mereka berlomba menyampaikan analisa demi mengobati rasa penasaran manusia. Namun bukankah kita semua mahluk hidup dari tumbuhan, binatang dan manusia yang dibekali akal pikiran yang paling mulia adalah ciptaan Tuhan? Jadi percaya atau tidak percaya tentang adanya fenomena alam yang makin banyak ditunjukan oleh Nya sudah sepatutnya kita percayai sebagai kekuatan dan kekuasaan Tuhan pemilik semesta alam.

Tanpa campur tangan Nya segalanya tidak mungkin terjadi, bahkan mungkin atau tidak mungkin, benar atau tidak benarnya berita mengenai fenomena-fenomena alam tersebut akan menjadi mungkin dan akan menjadi benar hanya karena kekuasan Tuhan, Maha dari segala Maha. Daun yang jatuh dari tangkainya dan ranting-ranting kering yang patah pun tidak mungkin terjadi tanpa kuasa Tuhan.

Bahkan fenomena alam yang telah ditunjukan Tuhan hanya debu terhalus dan ion ion terkecil dari kuasa Tuhan, dari kebesaran Nya. Sehingga sudah sepantasnya kita senantiasa memuji keagungan Nya… tidak lepas dari rasa syukur atas kehidupan dan nafas yang selalu diberikan Nya dan kembalikanlah segalanya hanya kepada Tuhan, Zat pemilik hidup dan kematian.

Fenomena alam tentang hujan, mengingatkan kita pula untuk selalu “Sedia payung sebelum Hujan”, dalam mengarungi kehidupan dialam fana untuk kembali kealam berikutnya.




How am I?

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Sebut saja saya ini si “Bimbi” gadis desa yang hijrah ke ibukota dengan bermacam mimpi-mimpinya. Dikampung tempo dulu (sepertinya sih masih sampai sekarang) tiap perayaan hari kemerdekaan RI pastilah pada puncak acara akan digelar panggung gembira. Disinilah awal dimulainya Bimbi kecil mengekspresikan bakat seninya, entah hanya sekedar baca puisi, menari bahkan berparodi. Ide-ide kreatifnya mulai terlihat dan mendapat sambutan yang cukup meriah, entah dari mana darah seni yang cukup kental mengalir dalam jiwanya, mungkin karena kondisi dan keadaan yang membentuknya berjiwa seni secara otodidak, Rindol bukanlah siapa-siapa, hobby menulislah yang mencuatkan ide untuk membuat sebuah blog, berharap dapat menjadi tempat menuangkan segala inspirasi yang ada dalam jiwa.

Madah karyaku

TEMBANG CINTA

(Nominasi II Lomba Puisi,penggagas sang legendaris Iwan Fals)

Senandung Cinta,

Tentang lilin yang menerangi sekitar dengan cara menghancurkan dirinya sendiri

Adalah Pengorbanan tiada batas untuk orang-orang yang tertindas

Tentang butiran peluh yang menetes dan menganak sungai

Adalah perjuangan tiada getas untuk orang-orang yang terlindas

Nyanyian Cinta,

Tentang Gelombang pasang yang menerpa kokohnya batu karang ditengah lautan

Adalah kesetiaan yang takkan terkikis oleh perubahan jaman

Tentang sinar matahari pagi yang menghangatkan diufuk timur

Adalah keagungan yang takkan pernah luntur

Senandungkan cinta untuk mereka yang nyanyikan cinta dengan doa

syair kerinduan pada mayapada yang adil sentosa

Syair asa dan rasa yang menggelora menghimpit dada

Atau bahkan syair syair asmaraganda

Cinta… oh…Cinta

Bukan hanya kata kata

Bukan juga cerita tanpa nada

Bukan pula rekayasa

Cinta yang indah penuh warna

adalah cinta yang bermanfaat bagi sesama

Bunga Kecilku

Bunga Kecilku
Jumat,09/10/09..tepat 00;00 Wib, kumulai mencatat tulisan ini, kalau saja syariat memperbolehkan,akan kugunakan airmataku ini untuk berwudu*. duhai peri kecilku..betapa aku sangat menyanyangimu, sembilan bulan sepuluh hari dalam rahimku,temaniku dalam tiap waktuku...jadikan aku wanita seutuhnya karena mampu melahirkanmu...Malam ini, Ibu begitu pilu mendengar isak tangismu, luruh sudah air mataku, hancur lebur jadi abu, luluh lantah sedu sedan itu, dalam desah isak tangismu memanggil namaku,Ibu.....kemarilah Nak, biar kubasuh air matamu, biar kurengkuh tubuh mungilmu, berjanjilah pada bapakmu tidak akan lagi ingkari janji..kaulah bara dalam dadaku yg selalu mampu menyulut api semangat dalam arungi gelombang pasang lautan kehidupan.....janganlah menangis, ini waktumu bergembira, lalui masa kecilmu dengan ceria, aku akan selalu ada untukmu...(*) kutipan dari sebuah dialog PPT

Sabtu, 21 November 2009

Bayangin ya...

Bayangkan…
Lima hari berada di satu ruangan VIP dengan standart International, AC dengan merk keluaran terbaru, televisi 29 inc dengan berbagai pilihan chanel, kulkas yang dipenuhi beraneka macam minuman, buah-buahan, kue dan sejenisnya. Belum lagi perlengkapan pribadi seperti tiga buah proveder CDMA, GSM dan internet sebagai pelengkap netbook mungil yang tengah booming akhir-akhir ini.
Sofa embuk yang sangat nyaman untuk bersantai, tempat tidur, lemari, kamar mandi dan segala aksesoris yang sengaja di design menyerupai hotel bintang lima di Ibukota. “Hmmm…, bayangkan nyaman sekali bukan?
Satu lagi, kita tidak usah repot belanja apalagi masak, karena makanan dan minuman tersedia datang tepat pada saat jam makan dengan dayang dayang yang selalu siap melayani kita, bahkan ada jam-jam tertentu kita akan disuguhi makanan tambahan seperti puding, jelly, bubur, atau kue sejenis bolu.
(rasanya pasti akan nyaman sekali kalau berada didalamnya tidak mengenakan seragam pasien alias pesakitan,bahkan akan terasa lebih nyaman lagi kalau ruangan itu tidak berada di Rumah Sakit)

Lalu bayangkan…
Saat tanpa AC pun badan kita mengigil kedinginan layaknya di kutub utara bahkan tidak jarang berpeluh keringat dingin menahan sakit yang terus saja mendera, lalu apakah nyaman berada diruangan berAC?
Suara dolby stereo dari telivisi dengan bermacam hiburan bahkan tidak mampu menghibur, karena suaranya hanya menambah sakit kepala, serasa bising hingga denyutnya semakin memekakkan telingga, lalu apakah nyaman melihat tayangan televisi?
Melihat isi kulkas sedemikian segar dan sangat menggairahkan selera makan, namun saat mulai kita mengecapnya, semua terasa pahit bahkan bila ada yang sudah tertelan, sepertinya perut ini menolak dan mendorongnya kembali untuk keluar sehingga memuntahkan isinya hingga menguras habis isi perut, sakit rasanya melihat minuman dan makanan itu.
Ugh.., CDMA? GSM? Tiap kali berdering rasanya ingin sekali membanting, karena hanya bikin pala kita makin pening. Netbook pun akhirnya hanya sebagai saksi kegelisahan betapa tulang belulang ini rasanya direjam oleh bebatuan, bahkan jari jemari serasa tak bertulang saat mencoba menyentuh huruf-huruf pada boardnya.
Sofa? Tempat tidur? dengan setelan otomatis naik turun, tiduran atau senderan hanya menjadi tempat pemasungan, semuanya tetap tidak membuat badan kita merasa kerasan berada diatasnya. Bahkan tiap kali menuju ke kamar mandi nan eksklusif harus terseok-seok dengan jarum infus yang talinya seperti akan membelit leher kita, sungguh! “ sama sekali tidak nyaman”.
Melihat dayang dayang berseragam putih putih mengawal para dokter dengan bermacam tablet, kapsul, sirup dan jarum suntik, atau sekedar mengingatkan kita untuk makan dan minum obat adalah hari hari yang sama sekali tidak bisa dibayar dengan kemewahan, dengan tekhnologi muktahir sekalipun.
Nyatanya, kita akan lebih merasa nyaman saat menyadari betapa besar arti kesehatan, betapa besar Maha Pemberi rasa sakit dan rasa sehat, betapa Mulia Sang Pencipta yang dengan arif bijaksana menegur umatnya dengan penuh kasih merehatkan melalui sakit agar mengetuk hati umatnya untuk menyadari bahwa hablum minannas dan hablum minallah harus seiring sejalan, seiya sekata.
Nyatanya, kita akan lebih nyaman menitikkan air mata menyesali, mengakui dosa dosa kita, bahwasannya hampir seluruh waktu kita disaat sehat hanya memikirkan dunia, kerja dan kerja untuk bekal duniawi, sementara kita sering lupa menabung untuk bekal kealam abadi, alam surgawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

BULAN

Rembulan temaram
Semburatkan jingga ditengah lautan
Debur ombak bersautan
Menambah sunyi yg kian mencekam

Jika aku bulan
Yang nampak dikejauhan
Bagai lukisan
Sosok ibu dan anak dalam susuan

Kubiarkan kerlip bintang kejora
Pancarkan sinarnya
Tebarkan pesonanya
Dan,aku tetaplah bulan dengan kelembutan putihnya

Namun,tak kan kubiarkan
Awan hitam selimuti terangku
Agar dapat kuterangi lautan beserta isi didalamnya
Bersama langit malam yang damaikan alam

Meski dalam kebisuan...
Kesunyian...
Kedinginan...
Hingga pagi dan siang kujelang
Hadirnya matahari yang menghangatkan
Walau sesaat...
Terhambat...
Terlambat...
Bahkan menyengat...
Buatku kembali terlelap dalam senyap

Jika aku bulan temaram
Biarlah terang yang mereka rasakan
Dari tiap sinar yang kupancarkan

Tiga Generasi

Tiga Generasi
1. Masih Gadis,2.Punya anak,3.Mau menikah

Agnes monica

Pengikut